RIDHO ALLAH DLM KELUARGA

RIDHO ALLAH DALAM KELUARGA

Banyak orang-tua yang mengatakan ingat nak “Ridho Allah itu adalah ridho orang-tua”, Benarkah?

Banyak Ulama atau Ustadz yang banyak mengambil berita bawaan(istilah trendnya copy-paste), tanpa mengeceknya kemballi dalam al-qur'an secara teliti (seperti surat , atau menelannya mentah-mentah berita bawaan tanpa mengkajinya sesuai yang diperintahkan dalam surat An-Nisa. QS:4;59, yang menyatakan bahwa al-qur'an adalah panduan kehidupan yang sempurna.

Padahal sesuai surat AL-Baqarah.QS:2;2, Al-Qur'an tidak diragukan lagi, maka umat islam wajib mengetahuinya bila ingin bertakwa dan beriman, sehingga tidak dikelompokan atau digolongkan orang-orang yang sombong, orang-orang munafik dan orang-orang kafir(musryk dan syirik) oleh Allah Swt.

Kalau kita mau belajar dan tidak memanfaatkan mencari keuntungan-untungan dalam ayat-ayat al-qur’an dan tidak memotong-motong ayat-ayat suci, yang tidak perlu menghafal tapi bila hafal akan membuat lebih baik, apalagi diamalkan isi al-qur'an tersebut, maka orang-tua dan anak mungkin akan mendapatkan hidayah dalam kehidupannya bila mau memahami seluruh isi dari al-qur'an, asal tidak menukarnya hidayah dengan kesenangan dunia. Bahkan kadang sampai melaknatnya (Bahaya Laknat).

Dan masih banyak orang-tua atau anak menukar hidayah dengan kesenangan dunia karena takut kemiskinan atau karena kesombongannya dari masing-masing individu, yang tidak percaya akan kuasa Allah SWT. yang dapat memberikan azab seketika atau azab yang ditunda atau bahkan diberikan Istijrad. Karena dalam Al-Qur’an :
(Silahkan cek dalam al-qur'an)

Tapi yang ada adalah DURHAKA DAN BERMAKSIAT KEPADA ALLAH SWT. yang digolongkan orang-orang yang sombong(tamak), orang-orang munafik dan orang-orang kafir(musryk dan syirik),  karena yang ada perintah Allah Swt, yaitu :
Orang-tua bersikap kepada anak dengan cara baik yang di ridhoi Allah atau buruk yang tidak di ridhoi Allah  swt.
Anak bersikap kepada orang tua yang baik di ridhoi Allah atau buruk yang tidak di ridhoi Allah  swt,
• Bila kedua ini tidak melakukan yang diperintahkan Allah Swt. mereka tergolong orang-orang yang SOMBONG dan tidak beriman.
• Dosa hubungan manusia dengan manusia termasuk hubungan Orang-tua dan Anak atau sebaliknya hubungan anak dengan orang-tua.

Manusia(termasuk orang-tua/anak) yang di laknat Allah SWT:
(Secara Otomatis)
1. Melakukan mendustakan rukun iman. 
2. Melakukan kesombongan. 
3. Melakukan kemunafikan. 
4. Melakukan kekafiran( Musryk & Syirik).
5. Melakukan Fitnah dan Kedzaliman. 

Itulah mereka akibat mendurhakai ayat-ayat allah, ini disebabkan walaupun mereka islam tapi tidak mau menggunakan al-qur’an bila ada yang merugikan sebagai control kehidupan(Lihat : Prinsip Kehidupan). Malah ketentuan Allah yang dikatakan KEKAL pun dilanggarnya dan dianggap sepele oleh orang-orang yang sombong(orang-orang yang tidak mau mengikuti atau melecehkan ayat-ayat Al-Quran) dan itu perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah, coba perhatikan :

Surat Al-Mu’min QS:40;69
Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan?

Surat Al-Mu’min. QS:40;76
(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu KEKAL di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang SOMBONG".

Surat An-Nisa. QS:4;36-37
• Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang SOMBONG dan membangga-banggakan diri,
• (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.

Kalimat diatas ini merupakan Keluarga dalam ridho Allah Swt. adalah orang-tua dan anak sebagai manusia yang harus bisa menjalankan perintah Allah Swt. yaitu tidak melakukan kesombongan, kemunafikan dan kekafiran(Musryk dan Syirik) yang menyebabkan kekalnya dalam api nereka jahanam yang bahan bakarnya manusia dan batu. Bila ada yang melakukannya berarti manusia(orang-tua/anak) itu menukar hidayah Allah Swt. dengan kesenangan dunia.

Ridho Allah dalam keluarga membuat keharmonisan dalam keluarga bagai bejana berhubungan, dan bila ada keluarga yang kurang harmonis berarti keluarga itu ada yang melakukan pelanggaran terhadap ayat-ayat Allah sebagai manusia(bisa orang-tua atau bisa juga anak karena keegoannya).

Karena lebih banyak orang-tua yang mengatakan ingat nak “Ridho Allah itu adalah ridho orang-tua” menggunakan sebagai perisai karena takut miskin atau memanfaatkan kesombongannya sebagai orang tua atau anak juga meng-guna-kan perisai karena mencontoh orang tuanya. Semua ini akibat penggalan-penggalan kalimat yang diperoleh dari para ulama atau ustadz tanpa mengontrol kembali seluruh kalimat-kalimat yang ada dalam al-qur'an. Sehingga orang-tua dan anak sulit untuk memperoleh Hidayah. Karena Hidayah terkait juga untuk menyelamatkan keburukan atau dosa-dosa yang dilakukan untuk diperbaiki sebelum sakaratul maut tiba. Coba perhatikan kalimat ini dengan teliti :

Surat Al-Mujadilah. QS:58;16-17.

• Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan.

• Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, dan mereka KEKAL di dalamnya.

Surat Ali 'Imran. QS:3;116

Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka KEKAL di dalamnya.


Masalah ini dapat menjadikan seolah-olah meninggalkan bom-waktu dalam keluarga yang dapat meledak sesuatu saat yang dapat menghancurkan keluarga, bila tidak memiliki keimanan, karena dalam melakukan kehidupannya menjadikan penilaian dan perbuatan yang semena-mena tanpa menggunakan Al-Qur'an sebagai kontrolnya. Bisa meledaknya suatu saat bila berurusan dengan Harta, Tahta dan Wanita, TIDAK PEDULI APAKAH DIA KAYA ATAU MISKIN.  

Setiap sisi yang diragukan dalam atau melakukan segala kegiatan Allah telah memerintahkan dalam surat AN-Nisa. QS:4;59 :
Hai orang-orang yang beriman, TAATILAH Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu BERLAINAN PENDAPAT tentang sesuatu, maka KEMBALIKANLAH ia kepada ALLAH(AL-QUR'AN) dan RASUL(SUNNAH), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan LEBIH BAIK akibatnya.

Perintah Allah ini akan menjadikan perinsip kehidupan yang lebih baik dengan menggali apa yang ada di dalamnya, agar manusia memiliki ahlak yang islami(bukan ahlak iblis / jin / seytan / manusia) untuk menghindari atau menjadikan Iblis, orang-orang menafik dan kafir(Musryk dan Syirik) dalam kehidupannya. Kecuali bagi mereka yang tidak ingin bertakwa walau telah diberi akal-sehat (Al-Baqarah-269).

Dalam Al-Qur'an telah juga diingatkan agar jangan melakukan dosa-dosa yang menyebabkan KEKAL di nerakan jahanam, seperti di ingat antara lain :

Surat An-Nisa. QS:4:14
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia KEKAL di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.

Surat Al-A'raf QS:7;36
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka KEKAL di dalamnya.

Surat An-Nisa. QS:4:168-169
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka KEKAL di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Mengenai perisai “Ridho Allah itu adalah ridho orang-tua” yang banyak diucapakan tanpa mengambil pertimbangan potongan-potongan ayat-ayat lain yang menyebabkan ulah orang-tua atau anak dapat tersesat, sehingga anak katanya menjadi durhaka(istilah) akibat kalimat tanpa membandingkan atau memang sengaja ditutupi, padahal ada kalimat-kalimat orang-tua larangannya dengan keburukan orang tua terhadap anak, atau sebaliknya, perisai yang sering di lontarkan seperti dibawah ini :

Surat Al-Isra' QS:17;23-24
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia... Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Surat Al-Isra'. QS:17;24
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Surat Al-Ahqaf. QS:46;15
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah.

Perisai ini banyak digunakan untuk menghambat anak-anak memperoleh haknya seperti yang dijelaskan dalam al-qur'an untuk menjalakan perintah Allah yang sebenarnya, karena sifat manusia LEBIH BANYAK sebagai orang-orang yang sombongorang-orang munafik dan orang-orang kafir(musryk dan syirik) seharusnya para ulama atau ustadz dapat memberikan keseimbangan antara orang-tua dan anak dalam keimanannya.

“Ridho Allah itu adalah ridho orang-tua”  tidak dapat berjalan dengan baik, BILA keduanya orang-tua dan anak tidak memiliki keimanan, yang benar adalah ridho allah adalah bila keduanya memiliki keimanan terhadap ridho Allah tidak hanya berlaku dengan anak maupun orang-tua yang tanpa keimanan, karena di situ karena adanya hak orang tua dan hak anaknya yang saling berhubungan yang diperintahkan Allah Swt.

Surat AT-TAHRIM(QS:66;6).
Hai orang-orang yang beriman, PELIHARALAH DIRIMU dan KELUARGAMU dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan TIDAK MENDURHAKAI Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Surat As-Saffat.  QS:37;70
Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu.

Surat Al-Isra'. QS:17;31
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.

Banyak orang yang tidak mengerti, mengapa ulama atau ustada banyak menekankan lebih banyak tentang durhaka pada orang-tua, bahkan kasus Juraij dijadikan panduan yang sesungguhnya fitnah terhadap hidayah Allah Swt. terhadap Juraij tentang laknat(bahaya doa keburukan) dari seorang ibunya, agar manusia meninggal perintah yang Allah Swt. tentukan. 


Sesungguhnya kebaikan anak tergantung kebaikkan dan kebenaran orang-tuanya (kecuali anak-anak yang mendapatkan HIDAYAH seperti rasulullah saw./Juraij), karena kebaikkan belum tentu kebenaran terhadap aturan allah swt., kebaikanpun dapat juga mengarahkan menjadi orang-orang yang sombongorang-orang munafik dan orang-orang kafir(musryk dan syirik), bila tidak menggunakan kebenaran-kebenaran Al-Qur'an sebagai kontrolnya atau pedoman kehidupannya (Perinsip Kehidupan). Bila hal demikian terjadi hanya Hidayah Allah Swt. yang dapat menyelamatkannya.

JANGAN SAMPAI AKIBAT INI, ORANG TUA DAN ANAK MENDAPAT LAKNAT ALLAH SWT. KARENA MENDURHAKAI DAN BERMAKSIAT PADA ALLAH SWT, KARENA EGO DAN KESOMBONGANNYA
YANG TANPA DISADARI.


SEMOGA DAPAT MEMAHAMI.

MAKA JANGAN LUPALAH
IKUTI PERINTAHNYA
DAN BERDOA 
MINTALAH HIDAYAH
SEBELUM TIBA
SAKARATUL-MAUT TIBA,
KARENA HIDAYAHLAH
YANG DAPAT 
MENYELAMATKANNYA.


No comments:

Post a Comment